SEKAR Edisi Bulan September 2023 | Titik Perubahan oleh Dian Indriyani Prameswati
Titik Perubahan
Sebuah cerpen oleh Dian Indriyani
Prameswati
Awal
bulan Desember, di mana hujan dengan derasnya terus-menerus mengguyur kota.
Saat itu, tiada hari tanpa hujan, yang membuat aktivitas warga kota di siang
hari menjadi berkurang. Tidak sedikit orang melintasi jalanan yang menggunakan
payung dan jas hujan. Ada juga yang berteduh di area terlindungi dari hujan.
Saat itu, seorang gadis sedang menatap melalui jendela kafe yang sepertinya
menikmati melihat hujan. Gadis itu baru menyelesaikan kelasnya di sebuah universitas
di kota tersebut. Gadis itu bernama Keila. Seorang mahasiswi yang baru menempuh
semester satu.
Keila
sedang duduk di kursi sebuah kafe menikmati kapucino panas yang ia beli
sebelumnya sambil menunggu temannya datang. Saat itu, Keila memiliki janji
untuk belajar bersama dengan kedua temannya. Mareka akan mempersiapkan Ujian
Akhir Semester yang dilaksanakan seminggu lagi. Namun, ia datang terlalu awal
dan sepertinya rencana tersebut akhirnya tertunda karena kedua temannya masih
terjebak hujan. Ia terus menerus menatap jendela kafe, hingga ingatan saat
pertama kali memasuki dunia perkuliahan terlintas di benaknya.
***
Pada
pertengahan Agustus, yaitu hari pertama Keila memasuki kampus sebagai mahasiswa
baru, Keila bingung dengan lingkungan yang baru ia masuki. Untung saja Keila
datang satu jam lebih awal sebelum acara ospek dimulai, sehingga Keila memiliki
cukup waktu menemukan tempat pertemuan yang sudah ditentukan. Keila berjalan
dengan melihat-lihat sekeliling sambil membaca nama-nama setiap ruang yang ia
lewati. Tanpa sadar Keila menabrak seseorang. Dari penampilannya, Keila tahu
bahwa seseorang di depannya mahasiswa baru seperti dirinya. Seseorang tersebut
tersenyum pada Keila sambil mengangkat tangannya untuk berjabat tangan dengan
Keila.
“Halo,
namaku Hannah, Prodi S1 Akuntansi. Siapa namamu? Kamu dari Prodi mana? Kita
sama-sama mahasiswa baru di sini ya?” sapa Hannah dengan ramah.
“Halo
juga, namaku Keila mahasiswa baru, Prodi S1 Akuntansi juga. Apakah kamu tahu di
mana ruang pertemuan untuk ospek?” jawab Keila.
“Tentu
saja aku tahu, itu ada di sana. Kita bisa pergi ke sana bersama.” jawab Hannah
sambil menunjuk ke sebuah ruangan.
“Tentu.”
jawab Keila singkat.
Mereka
berdua lalu pergi ke ruangan tersebut. Sesampainya di ruang itu, mereka melihat
ruangan itu masih sepi. Hanya ada panitia yang sedang mempersiapkan ospek.
Keila pun agak menyesal berangkat terlalu pagi. Awalnya, Keila khawatir akan
tersesat hingga membuatnya terlambat dan mendapatkan hukuman. Namun, kekhawatiran
itu sia-sia. Lalu Keila melihat sekeliling, tidak jauh dari ruangan itu
terdapat seseorang berpakaian sama dengan Keila dan Hannah sedang memainkan
ponselnya. Keila dan Hannah lalu menghampiri orang tersebut. Akhirnya
mereka bertiga duduk Bersama dan mulai berkenalan.
Setelah
berkenalan, mereka bertiga saling mengobrol satu sama lain. Ternyata, anak
tersebut bernama Rosa dan mereka berasal dari prodi yang sama. Akhirnya tanpa
terasa satu persatu mahasiswa baru mulai berdatangan hingga memenuhi ruangan
tersebut. Selanjutnya kegiatan ospek pun dimulai.
***
Tanpa
terasa, kegiatan ospek telah berakhir. Keila, Hannah, dan Rosa semakin dekat
seiring berjalannya waktu. Mereka bertiga juga berkenalan dengan banyak
mahasiswa baru lainnya. Keila mengetahui fakta baru tentang Hannah dan Rosa,
yaitu Hannah dan Rosa sepertinya cukup ambisius. Mereka berdua terlihat pintar
dan cerdas dalam beropini selama kegiatan ospek berlangsung. Hal tersebut
membuat Keila khawatir, apakah Keila juga bisa seperti mereka berdua? Atau
apakah mereka berdua akan menganggap beban apabila mereka bertiga satu
kelompok? Namun bagi Keila, selama kegiatan ospek berlangsung mereka berdua
cukup membantu Keila saat kesulitan mengerjakan tugasnya. Mungkin sama saja
Ketika perkuliahan sudah berlangsung asalkan keila juga berusaha untuk belajar
dengan giat.
Keila merasa ia cukup pasif dalam
berdiskusi. Hal itu karena Keila tidak terbiasa aktif dalam kelas ketika ia
masih SMA. Keila tidak cukup percaya diri saat menjalani masa SMA. Hal itu
karena setiap tahun, Keila selalu sekelas dengan anak yang cukup terkenal dan
anak-anak dari geng yang cukup mendominasi di sekolahnya. Akibatnya, Keila
cukup takut dan insecure. Jadi, hanya perlu melakukan kewajibannya
dengan belajar, mengerjakan tugas, ujian dengan baik tanpa harus berpartisipasi
aktif dalam diskusi kelas sewaktu SMA.
Namun, Keila sudah bertekad dan
berniat untuk berubah apabila ia lulus dalam ujian masuk PTN yang ia impikan.
Ketika kegiatan perkuliahan dimulai, keila selalu mencoba untuk aktif bertanya
dan berpendapat di kelas. Selain itu, Keila juga ikut dalam perlombaan-perlombaan
yang di dalam di kampusnya untuk menambah prestasi-prestasi akademiknya serta
juga bergabung di UKM yang diminatinya. Tentu saja, Keila juga bersama dengan
Hannah dan Rosa. Merekalah yang selalu mengajak Keila untuk mengikuti lomba-lomba
dan UKM serta rajin belajar kelompok secara rutin setiap minggu. Meskipun
mereka bertiga berada di kelas yang berbeda-beda.
***
Lima
belas menit telah berlalu, saat Keila mengingat masa-masa awal perkulliahan.
Keila merasa bahwa niat dan tekad yang ia jalankan menjadi titik perubahan dalam
hidupnya. Ditambah dengan motivasi dari teman-temannya yang ambisius membuatnya
jadi lebih serius dalam belajar. Keila pun akhirnya bertekad untuk menjadi
lebih baik di semester-semester depan. Hujan di luar masih cukup deras. Keila
masih berada di café sendirian. Akhirnya Keila memutuskan mulai membuka buku
untuk belajar dan berhenti untuk melamun.
Sepuluh
menit telah berlalu setelah Keila membaca bukunya. Hujan di luar juga sudah
reda. Akhirnya kedua temannya yang Keila tunggu – tunggu datang juga. Mereka
berdua sama – sama minta maaf kepada Keila karena datang sangat terlambat.
Hannah mengatakan bahwa ia terjebak hujan di kampusnya. Sementara itu, Rosa
mengatakan bahwa ia masih ada diskusi dengan kelompoknya yang lain tentang
tugas dari mata kuliahnya. Keila pun juga memakluminya. Akhirnya, mereka berdua
mulai mengeluarkan buku masing-masing dan mulai berdiskusi dan mengerjakan soal-soal
bersama.
Komentar
Posting Komentar