RESENSI BUKU BULAN JUNI 2024 HUJAN BULAN JUNI - Sapardi Djoko Damono

 

RESENSI BUKU BULAN JUNI 2024

HUJAN BULAN JUNI - Sapardi Djoko Damono





Identitas buku

Judul: Hujan Bulan Juni

Penulis: Sapardi Djoko Damono

Tebal: 135

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit: 2017

Cetakan: Ketigabelas

ISBN: 978-602-03-1843-1


Biografi penulis

Sapardi Djoko Damono merupakan sosok yang membanggakan. Meski karya-karyanya telah terkenal dan begitu fenomenal, sosok penyair Tanah Air ini selalu terlihat bersahaja. Sapardi lahir di Surakarta, 20 Maret 1940. Masa mudanya dihabiskan di Surakarta hingga lulus SMA pada tahun 1958. Kemudian ia melanjutkan pendidikannya ke Yogyakarta. Tepatnya kuliah di bidang Bahasa Inggris Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

            Sapardi dikenal melalui berbagai puisinya mengenai hal-hal sederhana namun penuh makna kehidupan, sehingga beberapa di antaranya sangat populer, baik di kalangan sastrawan maupun khalayak umum. Kebiasaan menulisnya menghantarkannya menjadi direktur pelaksanaan Yayasan Indonesia yang menerbitkan majalah sastra Horison. Sejak tahun 1974, ia juga mengajar di Fakultas Sastra (yang sekarang menjadi Fakultas Budaya) Universitas Indonesia. Dalam dunia kesastraan Indonesia, Sapardi kerap dipandang sebagai sastrawan angkatan 1970-an.

            Sapardi Djoko Damono tutup usia pada 19 Juli 2020 dalam usia 80 tahun akibat penurunan fungsi organ tubuh. Meskipun kini sosoknya sudah tak ada lagi, tetapi karyanya akan tetap abadi di hati para penikmatnya.

a)                a.) Sinopsis novel

Dari puisi menjadi novel, novel ini terinspirasi dari kumpulan puisi berjudul sama oleh pak Sapardi. Menceritakan hubungan asmara antara Sarwono, seorang dosen Antropologi yang sederhana dan suka menulis puisi, dan kekasihnya Pingkan, seorang dosen Sastra Jepang yang juga mengajar di universitas yang sama. Hubungan keduanya digambarkan sangatlah hangat dan romantis, dipenuhi dengan obrolan-obrolan ringan sampai nasihat untuk satu sama lain; mereka punya caranya masing-masing untuk menunjukkan rasa sayangnya. Namun, fakta bahwa keduanya datang dari latar belakang kehidupan yang benar-benar berbeda, membuat hubungan keduanya menjadi rumit. Konflik ditambah dengan Pingkan yang harus melanjutkan studinya ke negeri sakura, Jepang, dan Sarwono yang juga jatuh sakit.

b.) Alur Cerita

Novel "Hujan di Bulan Juni" menggunakan alur campuran atau alur bolak-balik. Kisah ini menceritakan cinta antara Sarwono, dosen Antropologi yang puitis, dan Pingkan, dosen Sastra Jepang yang cerdas. Mereka menjalani hubungan meskipun berbeda budaya. Konflik muncul ketika Pingkan pergi ke Jepang untuk studi, menguji kesetiaan dan cinta mereka melalui surat-surat penuh rindu. Sarwono menghadapi penyakit serius, menambah beban emosional. Setelah Pingkan kembali, mereka berhadapan dengan kenyataan perasaan mereka. Akhir cerita terbuka, mengajak pembaca merenungkan arti cinta dan pengorbanan.

c.) Unsur Intrinsik

-       Tokoh dan penokohan

·    Sarwono, seorang dosen muda yang cerdas dan idealis, berdarah Jawa dan memiliki kepribadian yang tenang dan melankolis. Novel ini menggambarkan kecintaannya pada puisi.

·   Pingkan, kekasih Sarwono, seorang perempuan berdarah Jawa dan Manado yang juga digambarkan sebagai sosok yang cantik, berperilaku baik, dan cerdas.

·    Toar, kakak lelaki Pingkan sekaligus sahabat Sarwono yang mendukung hubungan antara keduanya.

·    Tante Henny, tante Pingkan dari pihak ayahnya yang menentang hubungan Sarwono dan Pingkan dan menjodohkan Pingkan dengan lelaki lain asal Manado.

a)               d.) Unsur Ekstrinsik

-       Nilai moral

Melalui kisah Sarwono dan Pingkan, ada banyak pesan moral yang ingin disampaikan, seperti sebisa mungkin kita harus berusaha semampu kita untuk memperjuangkan sesuatu dan tidak kehilangan harapan walau lika-liku kehidupan begitu berat; namun tetap mengingat bahwa terdapat juga takdir dimana ada hal-hal yang berada di luar kendali manusia dan harus diterima dengan lapang dada. Selain itu, dengan mengangkat isu mengenai pertentangan antara dua etnis suku, novel ini membuat kita mempertimbangkan kembali nilai-nilai moral yang ada di masyarakat.

-       Nilai sosial

Novel ini menekankan pentingnya menghargai perbedaan budaya, di mana Sarwono dan Pingkan berhasil menjalin hubungan harmonis meskipun memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Novel ini menunjukkan pentingnya komunikasi dalam menjaga hubungan, terutama dalam konteks hubungan jarak jauh yang mereka jalani. Surat-surat dan pesan yang mereka kirimkan satu sama lain menegaskan bahwa komunikasi yang baik adalah kunci dalam mempertahankan kedekatan emosional. 

e.) Kelebihan dan Kekurangan

-       Kelebihan

Novel Hujan Bulan Juni mengangkat kisah romansa dengan konflik sederhana, latar cerita sangat relevan dengan masa kini. Penjabaran perasaan tokoh sangat rinci sehingga pembaca ikut merasakan apa yang dirasakan tokoh, mulai dari perasaan jatuh cinta yang malu malu, bahkan tertawa lucu karena candaan tokoh, hingga salah tingkah. Kelebihan yang paling menonjol ada pada gaya bahasa penulisan, karena ditulis oleh sastrawan maka pemilihan kata yang digunakan sangat indah dan puitis, sehingga pembaca tak akan merasa bosan karena kosakata yang beragam.

-       Kekurangan novel

Novel ini juga memiliki beberapa kekurangan. Salah satunya adalah alur cerita yang kadang terasa lambat dan berbelit-belit, sehingga bisa membuat beberapa pembaca merasa bosan atau kesulitan mengikuti perkembangan plot. Selain itu, penggunaan bahasa yang sangat puitis dan simbolis, meskipun indah, bisa menjadi tantangan bagi pembaca yang tidak terbiasa dengan gaya penulisan seperti ini, membuat mereka mungkin merasa kesulitan memahami makna yang lebih dalam. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEKAR Edisi Bulan Mei-Juni 2023 | Jalan yang Terang untuk yang Bertahan oleh Bella Najwa Muzdha

PROFIL

LITERAFILM: HOME SWEET LOAN (2024)