Resensi Garis Waktu
Identitas Buku
Judul : Garis Waktu, Sebuah Perjalanan
Menghapus Luka
Penulis : Fiersa Besari
Tebal : iv +212 hlm
Penerbit : Mediakita
Tahun
Terbit : 2017
Cetakan : ke- 11
ISBN : 978-979-794-525-1
Biografi Pengarang
Fiersa Besari atau yang akrab disapa ‘Bung’ ini, lahir di Bandung 03 Maret 1984 adalah penulis dan pemusik Indonesia. Berkat karya-karyanya, nama Fiersa saat ini sangat populer di kalangan anak muda.Ia merupakan lulusan dari STBA Yapari-ABA Bandung, dengan gelar Sarjana Bahasa Inggris yang di akhir semesternya mulai mencintai Sastra Indonesia. Sebelum mengawali kariernya di dunia hiburan, Fiersa sempat bekerja di sebuah kantor. Namun, bertahan beberapa bulan saja. Hal ini disebabkan karena ia merasa tidak nyaman dengan pekerjaan yang dilakukan dan akhirnya beralih ke dunia musik dan Sastra Indonesia.
Selain
menulis buku, ia juga merupakan seorang musisi. Fiersa telah merilis 3 album
yaitu 11:11, Tempat Aku Pulang, dan Konspirasi Alam Semesta. Ketiga
album yang telah ia rilis juga kerap dijadikan playlist wajib yang
harus ada di beberapa radio hingga acara musik.
Kegemarannya dalam menulis serta menciptakan lagu dengan
gaya sastra yang indah, tak banyak orang tahu bahwa bung fiersa ini adalah
seorang pendiri komunitas pencinta buku. Komunitas yang ia dirikan diberi nama
‘Pecandu Buku’. Bergerak di bidang literasi yang nantinya bertujuan untuk
menyebarkan virus membaca kepada para anggotanya. Hal positif yang didapatkan
oleh anggota komunitas ini selain kegemaran dalam membaca, mereka juga sering
membuat ulasan buku yang telah mereka baca dan mengunggahnya ke dalam media
sosial.
Hal unik lain yang melekat pada penulis ini adalah
seseorang yang menggemari sesuatu berbau petualangan yang telah membawanya ke
titik penemuan dalam dirinya dan dengan berpetualang ia mendapatkan banyak
inspirasi untuk menulis karya-karyanya.
Isi Resensi
a) Sinopsis
Novel
“GARIS WAKTU” karya Fiersa Besari ini menceritakan curahan hati tentang
perjumpaan, kasmaran, patah hati, serta keikhlasan dalam melepaskan, kemudian
berakhir dengan kenangan. Tokoh ‘Aku’ menguraikan perasaan-perasaannya pada
‘Kau’ dalam bentuk surat dari April tahun pertama hingga Maret tahun kelima.
Dari awal berjumpa dan saling tatap hingga tak lagi saling menetap.
Selain
berkisah tentang ‘Aku’, ‘Kamu’, dan ‘Dia’, pada buku ini juga terselip kisah
tentang keluarga, cita-cita, dan harapan hingga perenungan akan kematian. Pesan
yang disampaikan dapat menyentuh hati pembaca. Terlebih pada bab Akar
(Oktober, tahun kedua) mengisahkan tentang kerinduan tokoh ‘Aku’ kepada
orang tuanya, terutama sosok Ibunya.
b) Unsur
Intrinsik
- Tema
Novel
ini mengusung tema tentang “perjalanan menghapus luka”.
- Latar
Dalam
novel ‘Garis Waktu’ ini memiliki latar tempat di Malang. Sedangkan latar waktunya
pada tahun 1485.
- Tokoh
dan Penokohan
a. Aku,
tokoh utama dalam novel yang memiliki sifat egois, jujur, munafik, tangguh,
angkuh, gengsi, dan ikhlas.
b. Kau,
merupakan tokoh tambahan. Sosok wanita yang dicintai oleh ‘Aku’, yang sudah
merubah dunia ‘Aku’, kemudian memberi harapan lalu pergi meninggalkannya dan
memilih untuk menikah dengan orang lain. Memiliki sifat gengsi, munafik, dan
egois.
c. Ibu,
tokoh tambahan yang selalu mendoakan yang terbaik untuk anak-anaknya. Memiliki
sifat penyayang dan rela berkorban.
d. Bapak,
tokoh yang selalu berjuang sekuat tenaga agar mampu menyekolahkan tinggi
anak-anaknya. Sifatnya rela berkorban dan pekerja keras.
e. Sahabat,
tokoh yang selalu memberi motivasi kepada ‘Aku’, yang selalu ada dalam keadaan
senang maupun susah. Memiliki sifat yang setia kawan.
- Alur
Novel
ini memiliki alur maju.
- Gaya
bahasa
Gaya
bahasa yang digunakan pada novel ini sangat sempurna. Cara penulisannya yang
menarik dalam penyajian gaya sastra yang terkadang harus dibaca 1-2 kali, namun
tetap mudah dimengerti dan memiliki arti yang sangat mendalam bagi para
pembacanya.
- Sudut
pandang
Sudut
pandang novel ini yaitu “orang pertama (aku)” dimana tokoh Aku dalam novel
tersebut memposisikan dirinya.
- Amanat
Novel
ini tak hanya memberikan pesan-pesan tentang percintaan, tetapi juga pesan
untuk menjadi diri sendiri, untuk mampu menikmati hidup dan meluangkan waktu
melakukan hal yang kita suka karena hidup hanya sekali, tidak tenggelam dalam
kepopuleran, tidak membalas kebencian dan tidak larut dalam dendam.
c) Unsur
Ekstrinsik
- Nilai
moral
Mengajarkan
untuk lebih mencintai diri sendiri, serta tidak boleh dendam terhadap orang
yang telah menyakiti perasaan kita.
- Nilai
sosial
Dibuktikan
dari rasa setia kawan yang begitu tinggi antara Sahabatnya kepada sosok ‘Aku’
disaat ia sedang merasakan susah maupun senang.
Seperti judulnya buku ini menceritakan sebuah garis waktu
proses bagaimana menghapus sebuah luka yang mendalam. Buku ini merupakan sebuah
rangkuman tulisan sang penulis yang selama 2012-2016 aktif menulis di beberapa
sosial media. Buku ini merupakan representasi peristiwa penting penulis yang
mengajarkan kita tentang mencintai dan keikhlasan.
Jika melihat covernya buku ini cukup menarik, kalau
menurutku covernya elegan. Buku ini menceritakan kisah asmara dari perkenalan,
jatuh cinta, hingga perpisahan. Disini kita akan tahu sudut pandang
sesorang yang mencintai perempuan yang telah memiliki kekasih. Bagaimana mencoba
tersenyum dengan keadaan sampai akhirnya situasi berpihak. Perjuangan untuk
mencintai dan meyakinkan walaupun pada akhirnya harus diakhiri dengan
perpisahan. Buku ini mengajarkan bahwa cinta tak harus memiliki.
Yang saya suka dari buku ini adalah bahasanya yang sangat
mudah dimengerti walau kadang menggunakan majas-majas tertentu, dan juga
pembahasan yang tidak semua tentang kisah asmaranya. Buku ini berbeda dari yang
lainnya, karena tidak ada dialog dalam buku ini semuanya berbentuk narasi,
walaupun demikian aku tak merasa bosan ketika membacanya. Ada satu bagian yang
sangat aku suka dari buku ini yaitu pada bagian “Tak perlu meminta mereka untuk
mengerti”, kata-kata yang membekas banget yaitu tak perlu kekinian karena yang
kekinian akan alay pada waktunya. Buku ini layak untuk dibaca bagi mereka yang
sedang menyimpan rasa bagi seseorang begitu juga bagi mereka yang sedang
berusaha move on
Kelebihan dan Kekurangan
a) Kelebihan
Novel ini membuat para pembacanya jatuh cinta dengan
kata-katanya yang sangat menarik. Bung Fiersa amat pandai mengaduk-aduk
perasaan pembaca lewat kalimat-kalimat yang diuntainya. Kalimat-kalimat yang
ditulisnya terasa hidup dan sangat mewakili seseorang baik yang sedang jatuh
cinta, galau, patah hati, merasa tersakiti karena dikhianati, serta mampu
bangkit dari hal-hal pahit yang menimpanya. Selain itu, novel ini tak hanya
memberikan pesan-pesan tentang percintaan, tetapi juga pesan untuk menjadi diri
sendiri, untuk mampu menikmati hidup dan meluangkan waktu melakukan hal yang
kita suka karena hidup hanya sekali, tidak tenggelam dalam kepopuleran, tidak
membalas kebencian dan tidak larut dalam dendam.
b) Kekurangan
Kekurangan yang ada pada novel ini terletak pada alur
yang diambilnya,yakni alur maju.Sehingga tak jarang pembaca yang bosan saat
membacanya. Serta terdapat beberapa kata yang butuh pemahaman tinggi.
Kesimpulan
Novel ini lebih di utamakan untuk kalangan remaja.
Penulis dapat dikatakan memiliki kemampuan mengolah kata sehingga memesona yang
membacanya.
Komentar
Posting Komentar