SEKAR Edisi Bulan Oktober 2023 | Closure oleh Nadila Ibrahim

 

Closure 

Sebuah cerpen oleh Nadila Ibrahim

Panas matahari di siang hari terasa terik hingga membuat anak remaja merasa panas dan kehausan. Nadia namanya, anak usia 20 tahun yang sedang menempuh masa pendidikannya di salah satu universitas terkenal di Indonesia. Waktu itu, Nadia sedang berada di perjalanan menuju rumah setelah menyelesaikan kelas yang cukup menguras tenaganya di siang hari. Jarak antara rumah dan tempat Nadia menempuh pendidikan cukup jauh kurang lebih satu jam. Sesampainya di rumah, Nadia langsung beristirahat karena Nadia merasa kelelahan setelah melewati perjalanan yang cukup macet. Saat beristirahat, Nadia tidak sengaja menjatuhkan sebuah album foto di meja. Nadia membuka kembali album foto tersebut, lalu Nadia kembali teringat tentang perjalanan Nadia dari awal menjadi mahasiswa baru hingga sampai sekarang. Tahun depan Nadia akan meninggalkan universitas yang setiap hari telah menjadi rumah keduanya. 

Semua ini berawal dari bulan Mei, saat itu Nadia sedang berada di posisi yang cukup membuatnya bingung. Hingga Nadia merasa bulan Mei merupakan bulan yang jahat. Bagaimana Nadia tidak bingung, Nadia harus memutuskan hal apa yang akan Nadia lakukan setelah lulus SMA nanti, kuliah, kerja, atau nikah. Dengan tuntutan orang tua yang mengharuskan Nadia untuk berkuliah, Nadia merasa terbebani. Hal ini dikarenakan Nadia merasa bahwa dia tidak akan mampu untuk berkuliah. Bukan karena biaya, tapi ini berkaitan dengan kemampuan berpikir Nadia. Ya, Nadia hanya siswi SMA yang tidak pintar tetapi tidak bodoh juga. Nadia di sini selalu bertanya-tanya, aku nanti kuliah di mana, ya? Kira-kira nanti aku lolos ujian enggak, ya?  Aku nanti pilih jurusan apa, ya? Setelah lulus kuliah nanti aku jadi apa, ya? Ada banyak hal di pikiran Nadia yang cukup membuatnya stres. 

Pada bulan Mei tersebut bertepatan dengan berakhirnya hubungan Nadia dengan kekasihnya. Bisa dibilang mereka telah lama saling mengenal dan menjalin hubungan. Hubungan Nadia dengan sang kekasih berakhir begitu saja tanpa adanya closure yang baik. Kejadian tersebut tentu membuat Nadia semakin merasa terbebani. Nadia merasa mengapa hubungannya dengan sang kekasih harus berakhir di saat dia membutuhkan semangat dan dukungan. Setelah berakhirnya hubungan Nadia dengan sang kekasih, Nadia merasa stres dan sempat mengalami demam yang cukup tinggi. Saat itu Nadia merasa putus asa dan tidak memiliki semangat untuk beraktivitas. Teman, kekasih, keluarga, tidak ada yang bisa memahami perasaan yang sedang dialami Nadia. Namun, sesaat kemudian Nadia berpikir bahwa dia harus bangkit dan membalas dendam dengan membuktikan bahwa Nadia bisa menyelesaikan semua masalahnya. 

"Aku harus bisa menyelesaikan masalah ini. Aku akan belajar dengan giat untuk bisa lolos ujian masuk perguruan tinggi. Aku harus semangat dan membuktikan ke semua orang bahwa aku bisa.” ucap Nadia.

Setelah membuat keputusan bahwa Nadia akan berkuliah, Nadia langsung giat belajar dan memutuskan untuk mengambil kelas tambahan di salah satu tempat bimbel. Karena tekadnya yang kuat, Nadia memutuskan untuk mengurangi jam bermainnya. Keseharian Nadia saat itu, hanya diisi dengan sekolah, belajar, pergi bimbel. Bahkan Nadia bisa pergi jalan-jalan hanya di akhir pekan saja, itu pun Nadia gunakan untuk membeli buku-buku untuk persiapan mengikuti ujian. Dari kesibukan Nadia yang setiap hari belajar, belajar, dan belajar membuat Nadia lupa akan kesedihannya. Nadia melewati keseharian tanpa adanya penyemangat dari teman atau sang kekasih, hanya dukungan dan harapan orang tua yang selalu menemani keseharian Nadia.

Mei, Juni, Juli Nadia lewati dengan penuh perjuangan. Sampailah di bulan Agustus, hari itu merupakan hari pertama Nadia kuliah. Di hari pertama kuliah, Nadia sedikit merasa resah dikarenakan Nadia tidak memiliki kenalan atau teman satu pun. Sehingga saat itu, Nadia selalu merasa ingin cepat-cepat mengakhiri perkuliahannya. Beberapa hari kemudian, tepat di tanggal 16 Agustus 2021, Nadia bertemu dan berkenalan dengan seorang mahasiswa baru, Baskara namanya. 

"Hai, aku baskara boleh minta tolong bantuin tugas ini, enggak?” ucap Baskara.

"Halo, aku Nadia. Boleh, sini aku bantu," jawab Nadia.

Setelah pertemuan Nadia dan Baskara saat itu, mereka semakin hari semakin dekat. Nadia dan Baskara menjadi teman yang selalu membantu satu sama lain, hal ini dikarenakan Nadia hanya memiliki satu teman yaitu Baskara. Sama halnya dengan Nadia, Baskara juga tidak memiliki teman selain Nadia. Maka dari itu Nadia dan baskara saling melengkapi. Singkat cerita, satu semester, dua semester, hingga tiga semester Nadia dan Baskara lewati bersama. Berbagi cerita keseharian, saling membantu dan berkeluh kesan Nadia dan Baskara lakukan selama tiga semester. Hingga sampai di titik Nadia merasa nyaman dan tertarik terhadap Baskara. Entah hal apa yang membuat Nadia tertarik terhadap Baskara. Namun di satu sisi, Nadia saat itu tidak memiliki niat untuk memulai hubungan serius dengan lelaki mana saja. Iya benar, hal ini dikarenakan Nadia cukup trauma dengan hubungan terakhir yang Nadia alami sehingga membuat Nadia enggan untuk membuka hatinya kembali. Nadia merasa semua lelaki akan meninggalkan dirinya. Namun, seiring berjalannya waktu siapa sangka Nadia ternyata jatuh hati terhadap teman pertamanya di perkuliahan yaitu Baskara. Menurut Nadia, Baskara sosok lelaki yang berbeda. Nadia merasa cocok dengan Baskara, dari percakapan mereka hingga selera humor mereka. Sikap Baskara yang manis dan penuh perhatianlah yang membuat Nadia jatuh hati pada Baskara. 

Setiap hari, Nadia selalu merasa ingin bertemu langsung dan melakukan aktivitas keseharian bersama baskara. Setelah mengenal Baskara, Nadia hampir tidak pernah merasa sedih atau ada masalah yang mengganggunya. Nadia selalu merasa senang dan penuh semangat untuk berangkat kuliah. Hal ini dikarenakan Nadia selalu berharap untuk bisa bertemu dan bertegur sapa dengan Baskara. Namun, setelah beberapa hari Nadia lewati hingga semester 3 berakhir Tuhan berkehendak lain. Harapan Nadia untuk dapat bertemu dengan baskara tidak pernah tercapai. Sejak saat itu Nadia mulai merasa sedih, resah dan mulai bertanya-tanya. 

"Tuhan, mengapa Engkau tidak memberikan kesempatan untuk aku bertemu dengan Baskara sekali saja," ucap Nadia.

Setelah menyadari bahwa Nadia tidak bisa bertemu Baskara,  Nadia sering kali merasa sedih dan kecewa. Hal ini tentunya berpengaruh dengan keseharian Nadia. Nadia yang awal mulanya selalu ceria dan penuh semangat, kini sering terdiam dan melamun. Nadia merasa bingung akan perasaan yang dia alami. Karena, tidak ingin berlarut-larut dengan kesedihan, Nadia mencoba mencari kesibukan dengan mengikuti seminar, volunteer, kepanitiaan, dan bergabung di sebuah organisasi. Hal ini Nadia lakukan agar Nadia memiliki kesibukan di luar kuliah sehingga tidak ada waktu kosong untuk bersedih. Dengan mengikuti beberapa kegiatan, Nadia berharap untuk bisa belajar hal baru dan memiliki relasi atau pertemanan yang luas. Setiap hari Nadia jalani dengan baik dan berusaha untuk berbagi waktu antara kuliah, organisasi dan, bermain. Nadia sering kali kewalahan dengan kesibukannya hingga tak heran jika Nadia suka tiba tiba demam dan jatuh sakit. Kesibukan yang Nadia alami memberikan dampak yang cukup akan kesedihan yang Nadia alami sebelumnya. Perlahan Nadia mulai bisa berdamai dengan kesedihan dan harapan yang tidak bisa Nadia capai. 

Sebulan, dua bulan, tiga bulan Nadia lewati sampai berada di titik Nadia berkata, "oh ternyata, Tuhan punya rencana lain untuk mempertemukanku dengan Baskara,”

Ya benar sekali, harapan Nadia bertemu dengan Baskara terkabul. Nadia sempat merasa bingung dan bertanya-tanya, hal ini dikarenakan tidak pernah terlintas di pikiran bahwa nantinya Nadia dan Baskara dapat bertemu. 

"Ini beneran aku bisa bertemu dengan Baskara?" 

"Ini enggak lagi mimpi kan?"

"Tuhan terima kasih telah memberikan kesempatan untuk bertemu dengan Baskara," ucap Nadia.

Singkat cerita, Nadia dan Baskara bertemu untuk pertama kalinya. Saat itu, perasaan Nadia campur aduk senang, malu, dan bingung. Nadia dan Baskara menghabiskan waktu yang cukup lama, mereka asyik bercerita dan saling mengenal satu sama lain hingga tak sadar matahari mulai tenggelam, menandakan bahwa Nadia harus segera pulang. Karena, ingin mengabadikan momen pertama kali bertemu, Nadia dan Baskara berfoto bersama. Lalu sesampainya di rumah, Nadia selalu memandang foto tersebut dengan sedikit senyuman kecil. Nadia masih tidak menyangka bahwa dia akan bisa bertemu dan berfoto dengan baskara. Setelah pertemuan itu, Nadia dan Baskara semakin dekat mereka sering menghabiskan waktu bersama di akhir pekan. Jalan-jalan keliling kota, menonton film, pergi ke kebun binatang, pergi ke pantai dan masih banyak lagi kegiatan yang Nadia dan Baskara lakukan secara rutin di akhir pekan. Hal ini tentu membuat Nadia semakin jatuh hati terhadap Baskara. Kemeja hitam, cokelat, nasi goreng, tas ransel abu-abu, dan semua hal yang berkaitan dengan Baskara, Nadia menyukainya. Walaupun di satu sisi Nadia sering kali mendapatkan informasi bahwasanya Baskara memiliki banyak wanita. 

“Nadia, aku hari ini melihat Baskara dengan wanita lain ,ucap teman Nadia sambil menunjukkan foto Baskara dengan wanita lain.

Walaupun kalimat tersebut menyedihkan, Nadia tetap berusaha bersikap tenang. Hal ini dikarenakan Nadia saat itu hanya ingin menjaga hubungan agar tetap baik dan menikmati momen kebersamaan dengan Baskara.

“Aku menyukai dan jatuh hati terhadap baskara, tapi apakah Baskara merasakan hal yang sama?” gumam Nadia

“Seharusnya dia tidak melakukan apa pun jika pada akhirnya dia tidak akan bertanggung jawab atas segala hal yang dilakukan sehingga membuatku jatuh hati padanya. Karena sikap yang dia berikan sangatlah berbeda dengan teman pada umumnya.”

Kedekatan Nadia dan Baskara tidak berlangsung lama, hanya bertahan kurang lebih empat bulan. Tentu saja hal ini membuat Nadia sedih dan bingung. Nadia menyadari bahwa seseorang akan datang dan pergi, Namun mengapa perubahannya harus secepat ini. Entah hal apa yang membuat Nadia dan Baskara tidak sedekat dulu hingga saat ini menjadi asing tanpa saling memberi kabar. Pada posisi ini tidak banyak yang bisa Nadia lakukan. Nadia hanya bisa memendam perasaan yang dia rasakan hingga sampai di titik rasa tersebut hilang dengan sendirinya. Namun, Nadia berharap bisa bertemu sekali lagi dengan Baskara untuk membicarakan semua hal terkait perasaan yang selama ini Nadia dan Baskara rasakan. 

“Baskara, bisakah kita bertemu sekali lagi? Aku ingin memelukmu untuk terakhir kalinya dan menjadi closure untuk kita bisa melanjutkan hidup masing-masing.” ucap Nadia.

Selama 30 menit Nadia lewati dengan mengingat perjalanan Nadia sejak awal perkuliahan hingga saat ini. Nadia menyadari bahwa semua permasalahan akan terselesaikan apabila kita bisa berusaha lebih keras lagi dan kesedihan menjadi evaluasi serta motivasi untuk kita bisa lebih baik ke depannya. Semua hal akan memiliki closure masing-masing, bahkan tidak ada closure itu juga merupakan closure.

Jam menunjukkan pukul 15:00 WIB, Nadia memutuskan untuk membuka laptop dan mengerjakan tugas kuliahnya. Setelah menyelesaikan tugas kuliahnya, Nadia kembali bersantai di kasur sambil memainkan sosial media yang kemudian Nadia melihat kembali foto-foto kebersamaan Nadia dengan Baskara. Foto-foto tersebut terlihat lucu dan menyenangkan. Tak lama kemudian Nadia merasa sedih dan sedikit meneteskan air mata. Hal ini dikarenakan Nadia menyadari bahwa kebersamaan tersebut tidak akan bisa terulang kembali. Awal mulanya Nadia pikir bahwa jatuh hati dengan Baskara akan menyenangkan. Ya menyenangkan sih, tapi itu ketika baskara juga jatuh hati pada Nadia. Ya namanya juga jatuh pasti akan sedikit menyakitkan. Pada kenyataannya Nadia masih menyimpan banyak harapan terhadap Baskara, walaupun Nadia dan Baskara telah berjarak dan menjadi asing. Namun, jarak dan tidak ada kabar tidak membuat Nadia berhenti untuk jatuh hati terhadap Baskara. Nadia akan tetap memilih Baskara dalam kondisi apa pun. 

“Baskara, jikalau chapter terakhirku adalah mengikhlaskanmu. Aku harap kamu tidak lupa bahwa kita pernah tertawa dan melewati beberapa hal bersama.”

                                                                    TAMAT          

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEKAR Edisi Bulan Mei-Juni 2023 | Jalan yang Terang untuk yang Bertahan oleh Bella Najwa Muzdha

PROFIL

LITERAFILM: HOME SWEET LOAN (2024)