SAHABAT PERPUSTAKAAN

Menyambut Indonesia Emas 2045 : Berhenti Joki, Bangun Pendidikan Kualitas Tinggi Sebuah artikel oleh Shenny Mutiara Irni Penyakit mahasiswa dalam praktik ketidakjujuran akademis biasanya berbentuk manipulasi absensi, plagiarisme, menyontek, dan yang kini populer ialah praktik joki tugas. Berangkat dari masalah tersebut, menjadi hal yang menarik bagi penulis untuk membahas praktik joki secara spesifik yang kini kian menjamur dikalangan mahasiswa. Karenanya, tulisan ini lantas hadir untuk turut mencari solusi guna meruntuhkan praktik tersebut sebagai tantangan menghadapi Indonesia Emas 2045. Artikel lengkap:  https://docs.google.com/document/d/1DRBlZQaXPDx4EKiWJg2mYN59KG66L-Gy/edit?usp=drivesdk&ouid=116159771626130278159&rtpof=true&sd=true

Sendu di Sebalik Lentera Usang Sebuah puisi oleh Putri Wulan Jatiningrum Seruan bersama tangisan mengiringi hikayat perjuangan ini Ampun tuan ... sakit tuan ... cukup tuan ... Rintihan ini sunguh terasa sakit dan menyayat hati kami Namun, langkah perjuangan ini harus tetap tegap berdiri Jeritan suara-suara bernada harapan saling bersautan Munajat rangkaian aksara terpatri dalam renungan Sungguh harapan besar bagi sang pencari kebebasan Lantas siapa yang harus disalahkan? Langkah kaki menyusuri jalan penuh tanya Raga yang ringkih tak goyah demi negeri Demi merebut harga diri bangsa tercinta Tekat dan iktikad senantiasa terpatri Jalan menuju kemenangan kususuri bersama lentara yang usang Diselimuti malam sunyi langkahku mencari muara kebebasan Negeriku ... kupertaruhkan diriku dengan semangat juang Sampai bertemu kembali diperjalanan menuju puncak kemenangan

Bulir Darah Kala Itu Sebuah puisi oleh Aqilah Zulfa S. S. Tik .... tik .... tik ... Rintik gerimis senja ini Basahi ibu pertiwi nan suci Sekelebat ingatan menghampiri Tentang jasad yang kini menjadi abu Tentang perjuangan melawan hari kelabu Tentang dikau .... pahlawanku Janjiku .... doaku .... atasmu ... Demi musnah nyiur derita Demi tenang jiwa dikau di surga Demi tegak ibu pertiwi di langit garuda Atas juangmu melawan insan keji ‘kan ku jadikan sang saka berdiri abadi

Sirna Sebuah puisi oleh Devi Nur Indah Sari Jantungku berdegup kencang Memberikan angan yang bergemuruh resah Mengingatkanku pada klise kenangan lampau Sungguh indah rasa yang kumiliki Kini hadirmu telah sirna ‘ntah kemana kucari bongkahan yang hilang ini Terpana pada pikatmu yang sangat menawan Namun, kini semua hanya akan menjadi cerita Puing rasa yang dulu pernah ada Kau torehkan pada hati yang penuh luka Bagai belati indah tetapi pasti kurasa Sirna sudah kau dan kenangan yang tercipta

Harmoni Mesin: Menari Bersama Engkol dan Roda Sebuah puisi oleh Maliki Di dunia di mana engkol dan roda berputar, Teknik mesin bergerak, tak pernah berhenti berlarian. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang tak terbatas, Mengukir inovasi, mengubah arah dunia. Suara mesin menggelegar di angkasa, Ciptaan insinyur, prestasi yang tak tertandingi. Dari cetakan menjadi kenyataan yang nyata, Teknik mesin bertransformasi, tiada duanya. Perancangan yang akurat, ketelitian yang tak ada tandingan, Mekanisme yang padat, seperti harmoni alam. Dalam mesin, tercipta keselarasan yang tak tergantikan, Teknik mesin, karya agung yang abadi berdiri. Di laboratorium dan pabrik yang ramai, Teknik mesin berkreasi, teknologi pun merajut kemajuan. Dari kendaraan hingga pesawat terbang menjulang, Semua berkat tangan-tangan teknik mesin yang mampu. Oh, teknik mesin, engkau adalah keajaiban, Mengubah dunia melalui roda dan misteri gigi. Puisi ini untukmu, para pahlawan tanpa tanding, Yang menjadikan teknologi s...

Jalan Harapan Sebuah puisi oleh Oryza Afi Febriawan Terik bayangan matahari, di waktu Hati gelisah, bimbang dalam bungkam Dunia sesat, penuh jalan berbatu Semangat kelam, malam demi malam Pimpinan tegas, cambuk dikibas Korban kuat, melawan tiada lekas Tak kenal menyerah pada ujian Dalam senyuman, cari sosok rupawan Bersatu, kisah terukir tak terlupakan Tabah abadi dalam perjalanan Korban Anyer hingga Panarukan Sepanjang jalan harapan Puisi ini kuabadikan untukmu, Hormat atas dedikasimu, Karya tanganmu, sejarah kelam Mengisi dunia dengan nuansa ilham.

  Anything Sebuah puisi oleh Lana Rahmatin Diam dan terus bergeming. Haruskan berdiri atau kembali berbaring. Tek .... Tek .... Tek ... Jarum jam terus berdenting. Aku masih berbaring menatap atap kamar yang menguning. Meratapi apa pun hingga kepalaku pening. Tek .... Tek .... Tek ... Jarum jam masih dan terus berdenting. Hingga kuputuskan untuk berdiri dan tak mau terdiam berbaring lagi. Demi apa pun yang ada di sini.