Postingan

Menampilkan postingan dari 2023

SEKAR Edisi Bulan November 2023 | Seratus oleh Mohamad Hanif

  Seratus Sebuah puisi oleh Mohamad Hanif   Di tengah kehidupan yang berliku Terjalin tali silaturahmi yang kuat Saat duka dan suka kita lalui Saling bantu, jaga hati yang tetap terjaga   Terkadang, dalam lembaran kehidupan Ada saatnya kita butuh pertolongan Agar silaturahmi tidak terputus Pinjam dulu seratus, sebagai tanda kepercayaan   Sejuta doa diiringi senyuman tulus Dalam seratus ribu yang kita pinjamkan Berharap, di balik pinjaman sederhana ini Terukir kebersamaan dan kasih sayang tanpa batas   Jadi, di dalam setiap lembar seratus Terpatri hubungan tulus dan erat Agar silaturahmi tidak terputus Pinjam dulu seratus, bersama kita melangkah   Mohamad Hanif, 7 November 2023 

SEKAR Edisi Bulan November 2023 | Ketenangan Hati oleh Salsabilah Amalia Putri

  Ketenangan Hati Sebuah puisi oleh Salsabilah Amalia Putri   Langit tahu kapan dia akan mendatangkan matahari Dan kapan dia akan mendatangkan hujan Matahari dan hujan sama-sama indah Matahari pergi dengan senja Hujan datang dengan kerinduan   Sama seperti dirimu Datang dengan penuh harapan Harapan untuk terus bersama Nyatanya, kamu datang hanya sesaat Pergi tanpa sebab yang pasti Meninggalkan rindu yang tak kunjung usai   Untuk ketenangan hati, Aku berhenti memikirkan siapa pun itu Termasuk dirimu

SEKAR Edisi Bulan November 2023 | Ingat, Jangan Sampai Tuhan Tahu! oleh Dzakirah Najyala

Ingat, Jangan Sampai Tuhan Tahu! Sebuah puisi oleh Dzakirah Najyala   Kampret, Tuhan biarkan aku jatuh cinta lagi! Bangsat bangsat bangsat! Kenapa tidak gita puja dan gelang kaki saja yang dituliskan untukku? Sama sekali tidak berkeberatan nadiku untuk berdenyut ‘hanya’ dalam arti keharusan Aku cukup! Untuk hidup, hidup dan hidup! Persetan dengan janji-Mu soal ‘itu’ Tak sudi untuk kutulis, maaf saja   Kulitku Yang kau rancang untukku itu Cukup elok untuk kunikmati sendiri Patut di cermin, tak kurang satu pun Sudah sampai di situ aku berencana untuk membagi ‘Kasih’ Yaitu dengan-Ku sendiri!   Persetan! Sial, Jangan sampai Tuhan tahu Daging ini pun tunduk pada gelenyar aneh Aneh sekali! Pokoknya, jangan sampai Tuhan tahu!

SEKAR Edisi Bulan November 2023 | Alam Sang Pengukir Senyuman oleh Gita Ayu Cahyani

  Alam Sang Pengukir Senyuman Sebuah puisi oleh Gita Ayu Cahyani   Terlihat hamparan laut yang luas dalam cakrawala Terdengar deburan ombak yang begitu bahagia Pertemuan yang indah antara laut dan darat Menciptakan seukir senyuman yang begitu hangat   Ukiran Tuhan yang begitu nyata Pahatan alam yang begitu memesona Senyuman hadir di kala deburan angin yang menyapa Kulepaskan semua pikiran yang menjadi beban dengan menatap awan   Menikmati ciptaanmu sungguh mengukir senyuman dan ketenangan  Kulangitkan semua harapan dengan menadahkan tangan Dengan berharap semua harapan menjadi kenyataan Sungguh indah lukisanmu, Ya Tuhan

SEKAR Edisi Bulan November 2023 | Waktu, Uang dan Usia oleh Azlina Alif

  Waktu, Uang dan Usia Sebuah puisi oleh Azlina Alif   Usia dan masa Keterlibatan yang setara Wujud ambisi manusia Tertulis beberapa kata dalam agenda Ikut serta dalam usaha dan doa   Tak ada kegagalan yang diharapkan Di mana tujuan yang berakhir kekecewaan Bukan perkara mudah menggapai impian   Andai setiap jalan tak ada batasan Setiap kesempatan tak ada ujung kematian Semua orang akan memulai tanpa keraguan Meski berkali-kali jatuh dalam kegagalan   Remaja akan tua Impian banyak tertunda Bahagia belum dirasa Masa telah tersita   Lantas harus bagaimana Apakah semua sia-sia Buat apa mencoba Jika tak ada hasil nyata   Sendi berfungsi sempurna Mata menjadi jendela dunia Akal dan hati  bekerja sama Berjuang meski menahan beban lara Muda memang sekali Kesempatan datang berkali-kali Kemauan ada dari diri sendiri Motivasi akan banyak dijumpai   Hidup suatu pilihan Coba da...

SEKAR Edisi Bulan Oktober 2023 | Untuk Saudaraku Jauh di Sana (Palestina) oleh Zalfa Islamey H

  Untuk Saudaraku Jauh di Sana (Palestina)   Sebuah puisi oleh Zalfa Islamey H Di setiap embusan nafas Nasib malammu yang selalu tak tenang Di setiap jantung yang berdetak  Selalu ada pertumpahan nyawa dan darah  Aku saudaramu Beda tempat, beda nasib tetapi satu keyakinan.           Putih kulitmu tak seputih nasibmu.  Kita asyik makan tetapi mereka kelaparan.  Palestina  Aku dengar semua jeritan dan tangismu. Suara tembak yang setiap hari kalian dengar membuat kalian ketakutan. Palestina  Saudaraku yang jauh di sana terima kasih sudah mempertahankan dan memperjuangkan tanah kelahiran agama kita.  Kita semua berhutang budi padamu  Saudaraku Tuhan selalu ada bersama kita doa-doa yang setiap kali dipanjatkan selalu di dengar. Yang kuharapkan semoga Tuhan memberikan kemerdekaan dan keselamatan bagi rakyatmu. Save Palestine Indonesia

SEKAR Edisi Bulan Oktober 2023 | Cemas oleh Tiara Pratjna Paramitha

CEMAS Sebuah puisi oleh Tiara Pratjna Paramitha Menjalani hari tanpa gairah Tiada semangat selain pasrah Entah mengapa hati gundah Seakan air mata ingin tumpah   Hari demi hari berganti Mimpi buruk masih senantiasa menghampiri Menumbuhkan cemas dalam sanubari Meninggalkan perih seakan abadi   Ingin kuseka air mata Menghapus ingatan segala lara Bukan saatnya untuk putus asa Melainkan berdiri dengan perkasa

SEKAR Edisi Bulan Oktober 2023 | Melangkah Penuh Semangat oleh Naziroh Faiqohtul Herlia

  Melangkah Penuh Semangat Sebuah puisi oleh Naziroh Faiqohtul Herlia   Langkah kita, semangat yang terpatri, Tak ‘kan goyah meski badai yang datang berlari. Percayalah pada dirimu, sukses terhampiri, Dalam tekad yang tulus, kita kan terangkai berseri. Jangan takut, jangan ragu, kejar cita-cita, Semangat tak terpadam, jadi pilar setia. Biru langit harapan, kita terbang bersama, Menuju puncak kemenangan, tak ‘kan ada drama.   Berpikir besar, terus bergerak maju, Tak perlu henti, tak perlu tergugu. Dengan semangat, kita bisa meraih bintang, Mimpi-mimpi kita, akan selalu menggema jangkauan.

SEKAR Edisi Bulan Oktober 2023 | Closure oleh Nadila Ibrahim

  Closure   Sebuah cerpen oleh Nadila Ibrahim Panas matahari di siang hari terasa terik hingga membuat anak remaja merasa panas dan kehausan. Nadia namanya, anak usia 20 tahun yang sedang menempuh masa pendidikannya di salah satu universitas terkenal di Indonesia. Waktu itu, Nadia sedang berada di perjalanan menuju rumah setelah menyelesaikan kelas yang cukup menguras tenaganya di siang hari. Jarak antara rumah dan tempat Nadia menempuh pendidikan cukup jauh kurang lebih satu jam. Sesampainya di rumah, Nadia langsung beristirahat karena Nadia merasa kelelahan setelah melewati perjalanan yang cukup macet. Saat beristirahat, Nadia tidak sengaja menjatuhkan sebuah album foto di meja. Nadia membuka kembali album foto tersebut, lalu Nadia kembali teringat tentang perjalanan Nadia dari awal menjadi mahasiswa baru hingga sampai sekarang. Tahun depan Nadia akan meninggalkan universitas yang setiap hari telah menjadi rumah keduanya.  Semua ini berawal dari bulan Mei, saat it...