RESENSI BUKU BULAN MEI 2024 KEAJAIBAN TOKO KELONTONG NAMIYA – KEIGO HIGASHINO
RESENSI BUKU BULAN MEI 2024
KEAJAIBAN TOKO KELONTONG NAMIYA – KEIGO HIGASHINO
Identitas Buku
Judul: Keajaiban Toko Kelontong Namiya
Penulis: Keigo Higashino (Jepang)
Pengalih Bahasa Indonesia: Faira Ammadea
Tebal: 400
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2020
Cetakan: Ke-5
ISBN: 9786020648293
Biografi Pengarang
Keigo Higashino adalah seorang penulis asal Jepang yang lahir pada tanggal 4 Februari 1958. Ia merupakan seorang penulis yang telah menghasilkan banyak karya dan dikenal terutama karena novel-novelnya yang bergenre misteri. Higashino diketahui mulai menulis sejak masih di bangku sekolah menengah dan selalu meluangkan waktunya untuk menulis, seperti saat malam hari dan di akhir pekan terlepas dari kegiatannya untuk bekerja paruh waktu pada saat itu.
Pada tahun 2006, novelnya yang berjudul The Devotion of Suspect X (Pengabdian Tersangka X) memenangkan hadiah Naoki ke-134 setelah sebelumnya dinominasikan sebanyak lima kali. Tidak hanya itu, novel itu juga menerima penghargaan misteri Honkaku ke-6 dan menempati peringkat pertama dalam Kono Mystery ga Sugoi di tahun yang sama.
Menjadi salah satu penulis terpopuler di negeri sakura, Higashino telah mencapai ratusan juta eksemplar, dan telah meraih pengakuan internasional dibuktikan dengan karya-karyanya yang berhasil diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa di dunia.
Beberapa karya Keigo Higashino yang terkenal diantaranya adalah Salvation of A Saint (seri detektif Galileo), Malice, The Name of the Game is a Kidnapping, dan yang menjadi pembahasan kali ini yaitu The Miracles of the Namiya General Store, atau (Keajaiban Toko Kelontong Namiya)
Isi Resensi
a) Sinopsis
Novel Keajaiban Toko Kelontong Namiya karya Keigo Hashino mengisahkan tentang Ketika tiga pemuda berandal bersembunyi di toko kelontong tak berpenghuni setelah melakukan pencurian, sepucuk surat misterius mendadak diselipkan ke dalam toko melalui lubang surat. Surat yang berisi permintaan saran. Sungguh aneh. Namun, surat aneh itu ternyata membawa mereka dalam petualangan melintasi waktu, menggantikan peran kakek pemilik toko kelontong yang menghabiskan tahun-tahun terakhirnya memberikan nasihat tulus kepada orang-orang yang meminta bantuan. Hanya untuk satu malam. Dan saat fajar menjelang, hidup ketiga sahabat itu tidak akan pernah sama lagi.
b) Alur Cerita
Novel ini menggunakan alur campuran, maju-mundur. Alur maju di awal cerita, ketika ketiga tokoh utama yang singgah di toko kelontong tua, usai melakukan perampokan. Di sanalah surat-menyurat terjadi antara ketiganya dengan seorang yang tak diketahui, hingga ketiganya menyadari bahwa surat itu datang dari masa lampau. Setelahnya alur mundur, pada kisah sang pengirim surat yang merupakan seorang anak yang dipaksa berbisnis menjual ikan, bernama Katsuro. Selanjutnya, secara teratur alur berjalan maju dan mundur.
c) Unsur Intrinsik
- Tema
Berbeda dengan karya beliau yang pada umumnya bergenre misteri, novel yang dipublikasikan pada 2012 ini mengambil genre fantasi dengan mengusung banyak tema, membicarakan hal-hal yang dekat dengan kehidupan kita, mulai dari tentang keluarga, persahabatan, karir, hingga asmara.
- Latar (Fani)
Latar waktu pada novel ini seketika berjalan mundur menjadi ke masa lampau, yaitu saat Katsuro, seorang anak dari desa yang memiliki impian menjadi seorang musisi ternama, tetapi orang tuanya justru meminta dirinya untuk menjadi penerus bisnis keluarganya.
- Tokoh penokohan
Atsuya
Pemimpin dari ketiga pencuri yang dilabeli ikan teri itu. Penggambaran tokoh yang menyedihkan, menciptakan karakter yang keras, dan cuek.
Kohei
Salah satu anggota ikan teri, meski sama-sama pernah tinggal di panti asuhan bersama atsuya, namun karakter Kohei lebih ceria dan menyenangkan.
Shota
Anggota pencuri yang terakhir. Memiliki karakter yang keras kepala, hingga sering mengakibatkan perdebatan dengan Atsuya.
Yuji Namiya
Pemilik toko kelontong, yang berhati lembut, senang membantu, dan bijaksana. Disetiap surat suratnya, ia selalu dengan sepenuh hati berusaha menenangkan dan memberi solusi di setiap permasalahan kliennya. Tokoh lainnya, yaitu Kelinci Bulan, Artis Toko Ikan, Sungai Hijau, Paul Lennon, dan Anak Anjing.
- Gaya Bahasa
Novel ini menggunakan gaya bahasa yang efektif dan memikat dalam membangun cerita. Bahasanya sederhana namun penuh makna sehingga mudah dipahami dan terasa mengalir begitu saja. Dialog yang digunakan juga terasa natural dan dekat dengan percakapan sehari-hari sehingga tidak menimbulkan kesan berlebihan. Alur yang dibuat maju mundur pun rasanya tidak menjadi masalah karena penggunaan bahasanya yang efektif ini. Selain itu, Higashino mampu mendeskripsikan suasana, tempat, dan emosi karakter secara terperinci dan jelas sehingga mengundang pembaca untuk ikut merasakan dan tenggelam dalam ceritanya.
- Sudut Pandang
Buku Keajaiban Toko Kelontong Namiya pertama kali terbit pada tahun 2012 dan dipublikasikan melalui Kadokawa Shoten. Buku ini menggunakan sudut pandang orang ketiga dari awal hingga akhir dengan mengusung genre magical-realism.
d) Unsur Ekstrinsik
- Nilai moral
Nilai moral yang sangat terasa usai membaca novel ini adalah tumbuhnya semangat untuk memperjuangkan masa depan yang lebih baik. Hal ini didapat dari kisah ketika sang anak berkecil hati dan mengatakan untuk tidak ingin menjadi penjual ikan layaknya sang ayah, hingga mendapat jawaban lembut ayahnya agar senantiasa berpikir positif dan berjuang untuk meraih cita-cita. Pesan tersebut mampu menembus hati pembaca, juga secara tersirat mengajarkan untuk menghargai perjuangan, bahkan meski perjuangan tersebut tak berhasil untuk mencapai tujuan akhir, namun pengalamannya adalah hal yang berharga.
- Nilai sosial
Keajaiban Toko Kelontong Namiya menghadirkan nilai-nilai sosial yang relevan dengan kehidupan kita. Terdapat pesan akan pentingnya rasa peduli, memberikan dorongan moral, dan saling membantu ke satu sama lain. Hal ini dinarasikan dengan kesediaan kakek Namiya yang kemudian diteruskan oleh tiga pemuda berandal dalam menerima keluh kesah orang-orang yang mengirim surat. Selanjutnya, mereka berempati dan bersedia untuk ikut memikirkan solusi atas setiap permasalahan dalam surat tersebut. Hal ini membawa kita kepada nilai sosial lainnya, bahwa kata-kata bisa sangat mempengaruhi kehidupan seseorang. Karenanya, jangan pernah meremehkan kekuatan kata-kata dan alangkah baiknya untuk selalu berusaha memikirkan terlebih dahulu apa yang akan disampaikan. Selain itu, novel ini juga menghadirkan makna penting keluarga dan persahabatan yang menjadi sumber kekuatan para karakter dalam novel ini. Hal ini menjadi pengingat agar kita senantiasa menjaga hubungan baik dengan keduanya. Nilai-nilai sosial dalam novel ini menginspirasi pembaca untuk menjalani hidup yang lebih baik dan bermakna.
Kelebihan dan Kekurangan
a) Kelebihan
Kelebihan dari Novel Toko Kelontong Namiya, yaitu kamu dapat mengambil banyak pelajaran dari novel ini. Seperti nasehat kakek Namiya yang tidak pernah menyepelekan setiap surat yang ia terima, seperti pada kutipan berikut:
"Peta yang anda miliki masih berupa kertas kosong. Itulah mengapa meski sudah memiliki tujuan, anda belum menemukan dimana jalan yang bisa membawa anda ke sana... Itu wajar. Siapapun pasti akan merasa kebingungan."
b) Kekurangan
Walau novel Keajaiban Toko Kelontong Namiya memiliki alur yang cukup lambat, tetapi tidak membuat kita sabagai pembaca merasa bosan, karena dihadapi persoalan yang membuat kita menjadi penasaran dan ingin terus membacanya. Jumlah tokoh yang lumayan banyak. Meskipun begitu, setiap tokoh memiliki ceritanya masing-masing, apalagi dari setiap tokoh itu saling berhubungan dengan tokoh yang lain.
Komentar
Posting Komentar