[Review] Laut Bercerita | Nur Fitriana Tyas Ika Sari

 

REVIEW BUKU

Laut Bercerita Karya Leila S. Chudori

Nur Fitriana Tyas Ika Sari

    Ingin tau cerita tentang kondisi zaman dulu dimana buku/bahan bacaan yang mengkritik pemerintah dilarang? Yuk telusuri cerita ini... 
  1. Judul Buku : Laut Bercerita 
  2. Pengarang : Leila S Chudori 
  3. Kategori : buku fiksi 
  4. ISBN : 978-602-424-694-5 
  5. Ukuran : 13,5 cm x 20 cm 
  6. Halaman : 379 
  7. Tahun Terbit : 2017 
  8. Harga : 80.000 
    Di halaman daftar isi, bagian novel ini terbagi menjadi tiga sudut pandang yaitu sudut pandang dari biru laut sebagai tokoh utama yang mengalami peristiwa tersebut, adiknya biru laut yang bernama Asmara Jati dan di akhir bagian prolog dan epilog terdapat sudut pandang dari penulisnya. 

    Di bagian prolog, saya sudah dibawa tegang dengan alur yang langsung menuju ending. Rangkaian kata-kata tersebut membuat saya terhenyak bahwa peristiwa menuju kematian seorang diri ditambah mengalami penyiksaan fisik dan batin membuat penggambaran dari tokoh utama (biru laut) yang sungguh menyedihkan. Penggambaran dari kata-kata terkait kesedihan tokoh membayangi saya dengan kejadian sebenarnya. 

    Di bagian ke dua, dari sudut pandang biru laut menceritakan kilas balik peristiwa tersebut, cerita dari kehidupannya sendiri, bagaimana dia bisa mendirikan perkumpulan pembaca dan tukang pengkritik dengan rezim orde baru pemerintah. Saya suka bagaimana penggambaran tentang kehidupan biru laut yang kaya akan pengetahuan khususnya mengenai sastra. Di sini penulis tidak hanya menampilkan atau menuliskan beberapa bait dari puisi/artikel saja tetapi ia juga menjelaskan maknanya yang membuat saya sebagai pembaca awam kurang lebih mengerti, karena jujur bagi saya bahasan di novel ini cukup berat. Juga saya suka dari tokoh-tokoh pembantu temannya biru laut yang tidak hanya berbahasa Indonesia saja tetapi bahasa Jawa dan Sunda juga ada. 

    Diceritakan bahwa otoritas Bapak Soeharto di Rezim Orde Baru selebihnya menyiksa masyarakat. Hal itu di dapat dari cerita masyarakat dalam bentuk puisi dan artikel. Sejujurnya saya sangat setuju bahwa rezim orde baru saat itu benar-benar terbilang kejam. Di sini penulis menyebutkan tokoh penulis yang saya juga baru tau. Tidak lupa penulis menggambarkan dengan detail bagaimana kisah perjalanan mereka saat di nilai memberontak terhadap pemerintah, tetapi saya berpendapat bahwa alurnya terlalu cepat. 

    Di bagian sudut pandang, asmara jati dijelaskan bahwa sosok biru laut merupakan sosok yang membentuk mereka. Penulis menggambarkan peran biru laut di keluarga mereka dengan menyentuh. Di bagian ini juga dijelaskan bagaimana kehidupan dari mereka yang telah hilang entah kemana. Honestly, saya kurang puas dengan endingnya tetapi setelah saya pikir untuk keadilan di zaman dahulu hal itu sudah cukup sebanding. 

    Cerita ini saya saranin dibaca bukan untuk kejar target ya, karena harus banyak fokus dengan rentetan alur yang cepat dan cukup untuk membuat kepikiran setelah membacanya...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEKAR Edisi Bulan Mei-Juni 2023 | Jalan yang Terang untuk yang Bertahan oleh Bella Najwa Muzdha

PROFIL

LITERAFILM: HOME SWEET LOAN (2024)