Sebuah Perjalanan Panjang dengan Kepastian yang Tertunda | Muhyi Aditya Supratman
Sebuah Perjalanan Panjang dengan Kepastian yang Tertunda
Muhyi Aditya Supratman
Mencobalah mendengarkan dalam peliknya
kenyataan agar kamu dapat memahaminya. Bukan hanya untuk melihat hal – hal yang
membuatmu berbahagia. Bukan hanya mendapatkan hasil yang dapat kamu terapkan begitu
saja. Ketika kamu tidak dapat melakukan hal yang sama, biarkan orang lain untuk
mengungkapkan segala cerita dalam dada. Bukannya semestinya setiap orang
diharuskan untuk mendengarkan jika ingin memiliki pemahaman ?. Lantas ketika
perkataan itu tidak dapat lagi kamu dengarkan. Apa yang harus dilakukan ?.
Termasuk ketika kenyataan yang menyulitkan itu kamu ungkapkan kepada dia untuk
selalu menunggu sebagai pasangan.
Suatu
hubungan memang harus bertujuan dalam keseriusan. Namun, menciptakan keseriusan
tersebut membutuhkan usaha dalam kenyataan. Jika kedatangan mu bersamanya dalam
sebutan pasangan, artinya kamu dan dia memilih jalan yang berkaitan. Jika salah
satu telah menumbangkan, tak seharusnya kamu harus berkorban dan mengusahakan. Hidupmu
adalah pilihan atas tindakan. Bukan aturan yang harus kamu paksakan dalam
proses pendewasaan.
Dalam
kehidupan kadang kala terdapat orang – orang yang menumbuhkan rasa lalu
menghilang. Kamu mengutuk diri atas penyesalan. kehidupan yang tak
tersampaikan. Merelakan memang tak cukup dari sebuah perkataan. Kamu tahu hal
itu adalah rasa terberat dalam ruang kehampaan. Aku tak ingin berkubang dalam
kegelapannya malam – malam yang gemintang. Senja – senja yang membenamkan
harapan. Tanpa kamu tahu hati yang telah di luluhlantakkan. Ketika dia jatuh,
kamu mengangkatnya dengan sebuah kehormatan, lantas kenapa kehidupan
membalikkan ?. ketika kamu mengutarakan keseriusan kenapa dia memberi ruang
untuk meninggalkan ?.
Kesepakatan
yang telah lama terjalin meninggalkan lara – lara yang begitu dalam. Kamu yang
berusaha semaksimal tenaga, tergantikan oleh orang lain yang berkuasa. Dia yang
meninggalkan atas ungkapan yang dikatakan ketika itu, mengharapkan orang lain
untuk memberikan ruang kegembiraan dalam gelapnya kehidupan.
Jika
suatu hari nanti kamu membutuhkanku lagi untuk menaungi harimu, simpanlah hal
itu dalam – dalam. Tidak semua kenyataan akan membalikkan keadaan. Tidak semua
penundaan akan berakhir menyisakan duka dalam setiap tangisan
27 Oktober 2021
Komentar
Posting Komentar