Tak Sepantasnya Perbedaan itu Membuat Kita Runtuh | Lintang Safitri
Tak Sepantasnya Perbedaan Itu Membuat Kita Runtuh
Muhyi Aditya Supratman
Aku yang telah menghadirkan
ruang indah itu didadamu. Menanamkan kisah yang terukir dalam arti perjanjian
yang telah kita sepakati bersama. Selama ini kita telah seksama untuk mengukir
hubungan. Pada akhirnya kamu tetap pergi namun tak ingin melukai. Semestinya
aku tahu itu ketika kamu menyadari bukan aku yang kamu inginkan. Bukan aku yang
ingin kamu temani. Hingga aku lelah dengan sikapmu yang menankam kata yang
penuh harapan dan menenggelamkan.
Aku tak pernah tahu apa yang
sedang kamu rencanakan saat kita bersama. Kita telah melalui harapan yang benar
– benar pasti. Sedemikian percayanya aku kepadamu akan menuju titik abadi.
Sayangnya kamu telah mengakhiri. Kita sama – sama memiliki pemahaman dan
fikiran yang mandiri. Mengapa kita berhenti sejak perbedaan hadir dalam hidup
ini ?. kita tidak dapat menjalin hubungan jika perbedaan menjadi halang dan
rintang. Kamu menemukan jalanmu. Dan aku bersama yang lain. ketika salah satu
menggenggam dengan erat. Genggaman itu akan terlepas ketika perbedaan menjadi
permasalahan sepanjang hari.
Akan ada orang – orang yang
berusaha untuk memulihkan itu, namun belum tentu akan seperti sedia kala. Kita
tidak bisa benar – benar menghilangkan ingatan manis itu di dada. Ia akan tetap
ada walau kamu berusaha menghilangkan itu. karena memang selayaknya ia hadir
dalam hidup bukan hanya menjadi kenangan, melainkan menjadikan ia sebagai
pelajaran berharga. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi, sebab aku tak lagi
diingi. Memberikan hal yang semacam itu mungkin lebih baik.
Jika memang benar kita tidak
bisa ditakdirkan untuk bersama, maka izinkan aku untuk menemanimu sebagai
seseorang yang hadir sebelum orang baru itu datang. Seketika orang itu telah
datang, aku akan menghilang. Walau luka – luka itu menyesakkan dada. Bagaimana
pun juga aku pernah hadir dalam hidup ini. Hadir untuk bersedia denganmu. Dan
memilihmu sebagai pasangan. Perbedaan telah memberikan jalan – jalan yang tak
lagi sama. Dan pada akhirnya kita memilih untuk berhenti.
Berawal dari jalan yang
begitu manis telah membuatku hadir dalam kenangan yang tak kunjung usai. Rasa
sesal itu menjelma bagaikan hari – hari penuh penantian. Aku menggenggamu
secara erat, dan kamu memandangku secara cepat. Aku tidak menghiraukanmu
sebagai salah seorang yang hadir dalam pelukan. Hingga aku tak lagi menyadari
kisah ini yang telah berakhir. Didalam fikiran ku hanya satu. Aku hanya ingin
kamu.
Namun sayangnya kamu bukan
lagi yang pernah kukenal dulu. Kita hanya dipertemukan oleh sekejapnya waktu.
Usaha yang telah dilalui itu tidak benar – benar kamu usahakan. Hingga kita
tidak dapat lagi dipersatukan. Kamu yang menginginkan hal ini sekedar hadir
lalu pergi menemui ia yang kamu anggap sebagai seseorang yang dapat merubah
semua yang telah kamu jalani bersamaku. Lalu ketika hal itu tidak dapat kamu
harapkan, kamu kembali untuk merangkai cerita lama. Sedangkan aku telah benar –
benar menghilangkan kamu untuk selamanya. Sebab setelahnya pelangi tak akan
pernah hadir ketika hujan itu tak pernah hadir dalam suatu keadaan.
Perbedaan
bukan menjadi halangan dalam sebuah hubungan. Kita tidak pernah tahu apa yang
akan terjadi didepan. Yang kita ketahui hanya satu. Kita yang telah berakhir
menyatu.
09 –
10 November 2021
Muhyi
Aditya
Komentar
Posting Komentar