Ketika Dia telah Mengakhiri, Kamu Harus Pergi | Muhyi Aditya Supratman
Ketika Dia telah Mengakhiri, Kamu Harus Pergi
Muhyi Aditya Supratman
Bagaimana mungkin kita akan
memiliki tujuan jika kita tidak saling paham. Bukankah semestinya pemahaman
adalah sebuah jalan menuju keabadian dalam titik nadi kehidupan ?. Bagaimana
kita akan mencapai sebuah impian ketika jalan kita mengalami perbedaan. Kadang,
kita tidak membutuhkan orang yang memiliki kegiatan yang sama dengan kita, kita
hanya butuh orang yang memahami dunia kita. Dunia yang tak sama dengan apa yang
ia jalani, dan semestinya perbedaan bukan menjadi halang dan rintang. Sebuah
pelangi membutuhkan ketujuh warna untuk terlihat indah. Lantas mengapa
perbedaan itu telah membuat kita menjadi runtuh.
Hujan – hujan yang
mengindahkan jalan yang dirangkai dalam perbedaan bukanlah sebuah permasalahan
ketika satu diantaranya memilih membicarakan secara perlahan. Langkah – langkah
yang telah memberikan perjalanan panjang perlu ditinjau ulang ketika
ketidakpercayaan mulai timbul dalam dada seseorang. Keadaan yang membuat itu
telah mendorong dalam rentangan perbincangan yang menyesakkan. Kamu tau ketika
seseorang tidak lagi ingin kamu temani. Maka biarkan dia pergi untuk menemui
pengganti, sebab adanya kamu dalam dirinya bukanlah perasaan yang sungguh –
sungguh dia yakini.
Aku paham itu. rela tak
semudah kata. Keadaan yang telah membuatnya enggan untuk kamu temui. Walau dia
ingin menemui dalam sekejapnya keadaan yang ingin menjumpai. Ketika kamu telah
memilih sendiri, dia datang kembali. Kamu meresponnya dengan biasa saja, dia
mengharapkanmu luar biasa. Lantas ketika suatu hubungan telah berhenti dan
tersudahi, kamu kembali untuk menemui cerita yang telah usai. Kamu memohon
untuk merangkai kembali. Salahkah diriku untuk mengakhiri ?. sebab aku telah
berusaha untuk berkali – kali namun kamu tidak menghiraukan sekali lagi. Bagaimana
kita memulai kembali suatu hubungan yang telah retak, jika kamu saja tidak
pernah mengungkap.
Rasa itu kini telah berakhir
dalam rentetan cerita yang usai. Kenangan yang menghadirkanmu dalam kesunyian.
Menyelesaikannya dalam sebuah hubungan. Akankah rasa itu tetap ada walau kamu
memilih pergi dan tiada ?. aku sedikitpun tidak pernah menyesali itu sebagai
keadaan yang telah memberikan luka. kamu datang ketika aku tidak lagi mendapatkan seseorang itu. kamu hadir mengisi
ruang kehampaan itu. ketika ruang itu telah kamu isi. Kamu meninggalkan dan
pergi begitu saja. Setelah sekian lama kamu pergi, kamu ingin menemui kehidupan
ku yang telah terisi. Walau ada rasa risih. Aku tetap dengan manisnya muka
menampilkan itu kepadamu. Agar seolah kamu meyakini aku tetap yang yang kamu
pahami.
Ketika
seseorang telah meninggalkan, kamu tak boleh menerimanya kembali, walau dia
berjanji mengasihi, namun itu hanya ilusi.
Sebuah catatan dari seorang perempuan yang bercerita mengenai seorang pasangan yang telah pergi meninggalkan dan menemui kembali untuk menjalin sebuah hubungan
Komentar
Posting Komentar