SEKAR Edisi April 2024 | Sang Bintang dan Monolognya Karya Diva Asadia
Sang Bintang dan Monolognya
Karya: Diva Asadia
“Apa cantiknya diriku?” Sang bintang bertanya. Namun hanya sunyi senyap yang jadi jawabnya. “Sinarku ini, cukup terangkah ia?” Sang Bintang mengedarkan pandangan ke luasnya angkasa lepas, mencari jawaban atas pertanyaan yang tak kunjung ia temukan jawabannya.
Matanya lantas terpaku kepada Sang Bulan, permata angkasa yang cahayanya diberikan langsung oleh Matahari. Pikirannya berkelana, pantaskah ia bersanding dengan sang mentari malam? Pantaskah ia berada di sini? “Aku hanya setitik cahaya kecil, yang bahkan alasan keberadaanku sendiri pun aku tidak tahu.” Monolognya menggaung pada luasnya angkasa lepas. Membangunkan Sang Langit yang lantas tersenyum kepadanya.
“Kau tahu,” sapa Sang Langit, “Dirimu pantas.”
Sang Langit lantas melanjutkan.
“Cahaya yang sinarnya benderang—yang kau dapat bukan dari siapapun tapi dirimu sendiri, sudah lebih dari cukup untuk membuat dirimu pantas. Konstelasimu juga cantik. Sangat cantik. Lalu apalagi yang kau khawatirkan, Bintangku?”
Sang Bintang masih termangu diam. Sang Langit lantas mengucap kalimat yang membuat Sang Bintang akhirnya menemukan jawaban atas semua pertanyaan dalam monolognya. “Kau tahu, Bintangku?” Sang Bintang mengangkat kepalanya ragu. “Seluruh semesta tidak perlu tahu apa yang kuucapkan tadi untukmu mengerti betapa cantik dan indahnya dirimu.”
Setelahnya, untuk sepanjang malam, Sang Bintang memeluk erat pekatnya langit malam dengan kerlapnya yang sebelumnya sempat redup, tapi—terima kasih kepada Sang Langit—itu tidak padam. Dan tidak akan pernah padam.
Komentar
Posting Komentar