Langit dan Rania Silfi Eka Cindi Pratiwi Suasana malam ini begitu sunyi, tanpa taburan bintang yang menghiasi. Duduk di balkon seorang diri, dengan segelas kopi sebagai teman dalam menggalih inspiransi adalah hobiku sepanjang hari. “Nona Rania, Tuan dan Nyonya menunggu Nona di ruang keluarga!” ucap Bi Laksmi. “Baik, Bi. Rania akan segera turun,” balasku. “Baik, Nona. Saya permisi,” balas Bi Laksmi. Tak lama kemudian aku pun beranjak dari tempatku untuk menemui mereka. “Iya, Pa, Ma? Kalian memanggilku? tanyaku. “Iya, Sayang. Duduk dulu!” perintah Mama. “Ada apa, Ma? Sepertinya ada hal serius yang ingin kalian bicarakan,” ucapku. “Iya, Rania. Papa berencana untuk menjodohkanmu dengan Langit, anak dari rekan kerja Papa,” ucap Papa memulai percakapan. “Aku? tapi kan aku belum ada rencana menikah, Pa,” balasku. “Kamu harus menikah sama dia, Rania. Ini untuk masa depan kamu!” tegas Papa. “Rania masih kuliah, Pa. Rania jug...